Citizen6, Jakarta - Acara Jamuan Sesepuh di Centre Cultural Ko We Kara,Noumea
telah mempertemukan kembali warga negara Indonesia, yang pernah
bersama-sama naik kapalBiance pada bulan Mei 1949 untuk mengadu nasib
jadi orang kontrak diNewCaledonia (21/02). Rasa haru dan bahagia
terpancar dari wajahRidwanZainin,Walad danSoehadi saat saling melepas
kangen bersama, didampingi keluarga mereka.
Ridwan Zainin mengenang betapa menderitanya saat mengawali pekerjaan
di pertambangan Chagrin di Propinsi Utara bersama para pekerja dari
Indonesia. "Saya hanya bertahan 6 bulan, kemudian lari pindah kerja
sebagai buruh kontrak pertambangan nikel di Noumea", tuturnya. Di usia
menjelang 87 tahun, Ridwan Zainin saat ini menikmati hidup bahagia
bersama seorang istri keturunan Jawa kelahiran New Caledonia dan
dikaruniai 5 putra, 5 cucu dan 7 cicit.
-
Walad alias Kasir lahir di Cirebon pada tahun 1929, nekat
meninggalkan Indonesia menuju wilayah seberang lautan Prancis ini,
dengan harapan dapat mencari penghidupan lebih baik. "Kulo milih dados kuli kontrak tambang nikel wonten Caledonia amargi bade dibayar katah
(Saya memilih kerja jadi buruh kontrak tambang Nikel di Caledonia
karena dijanjikan gaji besar)" kata Walad. Ternyata kehidupan yang
dijalani bersama pekerja dari Indonesia lainnya sangat berat.
Setelah bertahan selama 28 tahun bekerja di pabrik nikel SLN, Walad
memutuskan untuk pensiun dan kemudian berjualan sayur, buah-buahan,
rengginang dan tempe di pasar Noumea sampai sekarang. Dengan tunjangan
pensiun dari SLN sebesar 215.000 CPF atau sekitar 20 juta rupiah, Walad
yang mempunyai 5 anak, 10 cucu dan 3 cicit hidup berkecukupan. Selain
itu, dengan adanya jaminan sosial dan kesehatan, Walad menerima
perawatan rutin dari tenaga medis yang disediakan oleh Pemerintah
setempat.
-
Lain cerita dengan Soehadi, yang dibawa oleh orang tuanya ke New
Caledonia pada tahun 1949 saat berusia 3 tahun. Di usia 15 tahun,
Soehadi mulai bekerja sebagai sopir kendaraan berat di tambang nikel SLN
sampai pensiun. "Saya senang dapat bertemu dengan teman-teman yang
sudah puluhan tahun tidak berjumpa. Saya tetap menjadi WNI meski
keturunan saya sudah memilih untuk menjadi warga negara Prancis" tutur
Soehadi.
Mantan Ketua Persatuan Masyarakat Indonesia dan Keturunannya (PMIK)
tahun 1984-1998, Marie Jo Siban yang masa kecilnya pernah tinggal di
Yogyakarta, bangga bahwa keturunan Indonesia yang lahir di New Caledonia
saat ini memimpin seluruh asosiasi masyarakat Indonesia. "Tradisi harus
diwariskan. Acara seperti ini hendaknya dapat terus dilestarikan oleh
tunas-tunas muda".
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar