Pages

  • Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • RSS Feed

Senin, 07 Maret 2016

                         PROGRAM ADIWIYATA


   Assalamualaikum wr.wb. Haiii saya Ellara akan menjelaskan maksud dari foto tersebut.Saya ngeposting foto itu karena kami yang kelas IX ini ditugasi buat memperkenalkan sekolah ADIWIYATA.

   Adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal yang diperoleh secara ilmu pengetahuan dan berbagai norma etika manusia untuk menciptakan kesejahteraan.Nah kalau program sekolah adiwiyata apa yah?Sekolah adiwiyata adalah salah satu program kementrian lingkungan hidup dalam rangka terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah untuk pelestarian lingkungan hidup.

    Tujuan program ini adalah menciptakan suasana yang baik bagi sekolah untuk pembelajaran dan penyadaran warga sekolah.Sehingga siswa siswi dan guru yang ada di sekolah bertanggung jawab untuk lingkungan sekolah.

     Nah kenapa saya mempromosikan sekolah adiwiyata?Karena sekolah saya Smp Negeri 2 Mandau ini mendapat gelar sekolah adiwiyata.Dengan lingkungan yang dipenuhi berbagai jenis tanaman dan kekompakan kami mendapakan gelar ini.Dan kami tidak sia sia melakukannya.Semoga dengan adanya penghargaan ini sekolah-sekolah lainnya bisa menerapkan menanam berbagai tanaman. 

                                 MENANAM TANAMAN

   Menanam tanaman berguna untuk kesehatan manusia loh.Kenapa?Karena yang terdapat pada tanaman itu mengahsilakan oksigen untuk kita.Dan tanaman itu juga yang menyimpan cadangan air hujan,sehingga jika banyak tanaman kita tidak terkena banjir.

    Sehingga pemerintah membuat program sekolah ADIWIYATA supaya kita sadar  menanam tanaman itu penting Dan jangan merusaknya.Juga kita harus sadar membuang sampah pada tempatnya,jangan buang sampah sembarangan.

    Dengan menanam tanaman dan menjaga kelestariannya kita juga dapat merasakan kesejukan,keasrian lingkungan dll.Makanya ayoo kita tanam sebanyak banyaknya tanaman,supaya negara kita ini INDONESIA tampak semakin indah.

MENYIRAM TANAMAN
 

    Menyiram tanaman yang sudah kita tanama itu wajib yah.Mengapa wajib? Karena,contohnya coba kamu tidak minum gimana rasanya?Gak bisa hidupkan?:D Begitu juga dengan tanaman..Dia kan juga makhluk hidup ciptaan Tuhan dan dia pun memerlukan air.

    Menyiram tanaman sebaiknya 1x atau 2x sehari.Waktu yang diperlukan sebaiknya pagi dan sore hari.Mengapa yah tidak siang hari saja?Karena pada siang hari itu udara semakin panas dan menyebabkan akarnya kaget sehingga tanaman itu layu atau bisa jadi mati.

    Jadi,kita sebaiknya tanaman yang ada di sekolah disiram di waktu pagi saja ya,karena saat saat itulah kita bersekolah dan pada waktu itu oula kita dapat menyiramnya.Pada sore harinya tanaman yang ada di sekolah di siram oleh penjaga sekolah.Sekian yah dari saya:)

                                                        TANAMAN HIDROPONIK

                                         
   Hai,kali ini saya akan menjelaskan tentang tanaman hidroponik. Di sekolah saya memiliki tanaman hidroponik ini.Jadi sekarang saya akan menjelaskannya.

    Tanaman hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu"hidro artinya air" dan ponos artinya mengerjakan". Tanaman hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit dari pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air lebih efesian,jadi cocok diterapkan pada daerah yang sedikit pasokannya.

    Tanaman yang cocok untuk hodroponik seperti paprika,tomat,melon,bayam,selada,cabe dll. Tetapi disekolah saya tanaman hidroponiknya seperti kangkung,cabe dll.Keuntungan tanaman ini yaitu kualitas lebih baik,bebas hama penyakit,tidak harus mengikuti musim tanam,dan tidak memerlukan lahan yang luas.
                                              GREEN HOUSE

  

      Di sekolahku terdapat sebuah green house yang didalamnya terdapat bermacam-macam tumbuhan.Green house merupakan tempat sebuah bangunan dimana tanaman dibudidayakan.Di sekolahku green house dengan sebuah rumah dimana dindingnya yang dilapisi oleh plastik.

      Green house memiliki fungsi yaitu menghindari terapan air hujan,menghindari lahan dari kondisi yang becek ,mencegah masuknya air hujan kedalam media tumbuhan (karena dapat mengencerkan larutan hara),dan mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun tidak layu pada saat terik matahari.

      Manfaat dari green house ini adalah sebagai sarana pembibitan tanaman,tempat karantina tanaman,sebagai budidaya tanaman,sebagai tempat sarana agro wisata,dll.


Jumat, 04 Maret 2016

Musik dan Tarian
       Musik dan tarian merupakan sarana ibadah, dan tradisi ini berlanjut terus selama periode Tiga Kerajaan. Lebih dari 30 alat musik digunakan dalam periode ini, dan satu yang khususnya patut dicatat adalah hyeonhakgeum (sitar berbentuk seperti burung bangau berwarna hitam), yang diciptakan oleh Wang San-ak dari Goguryeo dengan mengubah sitar bersenar tujuh dari Dinasti Jin dari Cina.

      Hal lain yang perlu dicatat adalah gayageum, sitar yang digunakan di Kerajaan Gaya(42 – 562 M). Alat musik gayageum yang terdiri dari 12 senar masih dimainkan di Korea modern.

       Goryeo mengikuti tradisi musik Silla pada tahun-tahun awalnya, namun selanjutnya Goryeo memiliki aliran-aliran yang lebih eragam. Ada tiga jenis musik di Goryeo – Dangak, yang berarti musik dari Dinasti Tang di Cina, Hyangak atau musik pedesaan, dan Aak atau musik istana.

Pertunjukan ensembel musik klasik nasional menampilkan Sujecheon
      Beberapa jenis musik Goryeo merupakan warisan dari Dinasti Joseon dan masih digunakan dalam upacara-upacara masa ini, terutama upacara-upacara yang melibatkan pemujaan pada nenek moyang. Seperti halnya pada musik, pada mulanya Goryeo jugamenikmati tradisi tarian dari Tiga Kerajaan, namun kemudian Goryeo menambahkan jenis - jenis lain dengan diperkenalkannya tarian istana dan tarian keagamaan dari Dinasti Song di Cina.

      Pada jaman Dinasti Joseon, musik dihargai sebagai unsur utama ritual keagamaan dan upacara-upacara. Sejak awal munculnya dinasti ini, dua lembaga yang menangani masalah musik didirikan dan upaya-upaya ditempuh untuk menyusun komposisi-komposisi musik.

      Hasilnya, sebuah kitab musik yang dikenal sebagai Akhakgwe-beom diterbitkan pada tahun 1493. Buku ini mengelompokkan musik yang akan dimainkan di istana menjadi tiga kategori – musik upacara, musik Cina, dan musik ribumi. Terutama di saat Raja Sejong berkuasa, banyak alat musik baru dikembangkan. Di samping musik istana, tradisi musik sekuler seperti Dangak dan Hyangak terus berlanjut. Tari-tarian rakyat, termasuk tarian petani, tarian dukun, dan tarian biarawan, menjadi populer di kemudian hari pada periode periode Joseon, seiring dengan populernya tarian topeng yang dikenal dengan nama Sandaenori dan tarian boneka.
samulnori
      Samulnori adalah sebuah pertunjukan musik ensembel menggunakan empat alat musik yang berbeda: ggwaenggwari (gong besi kecil), jing(gong besi besar), janggo (tambur berbentuk tabung jam pasir, dan buk (tambur berbentuk eperti tong kayu).

      Topeng ini menggabungkan tarian dengan lagu dan cerita serta memasukkan unsur - unsur syamanisme yang sangat menarik bagi rakyat biasa. Dalam penampilan tarian ini penekanan sering diberikan pada ungkapan-ungkapan satiris yang mengolok-olok kaum bangsawan sehingga menimbulkan kegembiraan bagi penonton yang menyaksikan pertunjukan tersebut.

      Sebaliknya, pengaruh-pengaruh Konfusius dan Budha sangat menonjol pada tarian tradisional. Pengaruh Konfusianisme bersifat represif, sedangkan pengaruh Budha mengijinkan sikap yang lebih toleran seperti ditunjukkan pada tari-tarian istana yang sangat indah serta tari-tarian syaman yang ditujukan bagi orang yang telah meninggal.
Seni Rupa
      Meski manusia mulai mendiami Semenanjung Korea pada Zaman Paleolitikum, peninggalan-peninggalan yang ada menunjukkan bahwa asal-usul seni rupa Korea mulai mengacu pada Zaman Neolitikum (kira-kira 6.000 sampai 1.000 SM).

     Pahatan batu pada tebing di sisi sungai, yang disebut Bangudae di Ulsan di pantai tenggara Korea memberikan deskripsi yang jelas mengenai binatang-binatang yang hidup di situ dan merupakan seni yang menonjol dari Zaman Prasejarah.

     Nilai estetika masa ini juga bisa ditemui pada makam dan pola berbentuk terung pada barang-barang tembikar untuk keperluan sehari-hari. Pada Zaman Perunggu(kira-kira 1.000 – 300 SM), berbagai macam barang dari perunggu termasuk cermin, lonceng, dan anting-anting dihasilkan, yang sebagian besar bertujuan menunjukkan kekuasaan raja atau dibuat untuk tujuan-tujuan keagamaan serta untuk menimbulkan kekaguman.

      Selama masa pemerintahan Tiga Kerajaan, Goguryeo (37 SM – 668 M), Baekje(18 SM – 660 M), dan Silla (57 SM – 935 M), tiap kerajaan mengembangkan seni rupa yang berbeda yang dipengaruhi oleh keadaankeadaan geografis, politis, dan sosial yang khas.
     Lukisan dinding pada makam-makam Goguryeo, yang kebanyakan ditemukan di sekitar Jiban dan Pyongyang, menunjukkan kebesaran seni kerajaan ini. Lukisanlukisan dinding pada keempat dinding dan langit-langit ruang penguburan menampilkan gambar-gambar dengan warna cerah dan gerakan penuh energi dan dinamis, menggambarkan pemikiran - pemikiran mengenai kehidupan di bumi dan di dunia sesudah kematian.

     Seni Baekje terutama ditandai oleh permukaan yang halus serta senyum-senyum yang hangat seperti ditemukan pada gambar tiga serangkai Budha yang dipahat pada batu di Seosan. Para arkeolog menemukan koleksi perhiasan emas yang kaya, termasuk mahkota, anting-anting, kalung dan ikat pinggang dari makam-makam Kerajaan Silla, yang jelas merupakan ungkapan kekuasaan.
Patung Maitreya (Budha dari masa depan), terbuat dari perunggu yang     Benang-benang dari emas serta biji-biji emas yang ditemukan di dalam makam bersamadengan perhiasan-perhiasan yang amat indah membuktikan keterampilan artistik yang sangat tinggi dari kerajaan ini.

    Sementara itu, pengakuan resmi akan agama Budha sepanjang pemerintahan Tiga Kerajaan berujung pada dibuatnya dibuatnya patung-patung Budha.

     Salah satu contoh utama adalah patung Maitreya (Budha Masa Depan) yang duduk dalam meditasi dengan salah satu jarinya menyentuh pipi.
Lonceng Ilahi milik Raja Seongdeok (akhir abad ke-18) merupakan yang       Kerajaan Silla Bersatu (676 – 935) mengembangkan suatu budaya artistik yang telah diperindah dengan selera internasional yang kuat sebagai akibat dilakukannya pertukaran - pertukaran dengan Dinasti Tang dari Cina (618 – 907).

      Meski demikian, tetap saja agama Budha menjadi kekuatan pendorong utama di balik perkembangan budaya Kerajaan Silla.
Gua Seokguram, contoh sempurna seni rupa Kerajaan Silla Bersatu, merupakan mahakarya yang tidak ada bandingannya karena patungpatungnya yang megah, ungkapan-ungkapannya yang realistis, serta bagian-bagiannya yang khas.

      Di samping itu, para pengrajin Kerajaan Silla juga sangat mahir dalam membuat lonceng kuil. Lonceng-lonceng perunggu seperti Lonceng Ilahi milik Raja Seongdeok yang dibuat pada akhir abad ke-8 terkenal karena desainnya yang elegan, suaranya yang nyaring, serta bentuknya yang sangat besar.
     Nilai artistik Kerajaan Goryeo (918 –- 1392) dapat dilihat dari barang-barang seladon. Warna hijau seperti pada batu permata jade, disain yang elegan, dan berbagai macam seladon Goryeo merupakan keindahan yang sangat tinggi dan berbeda dari keramik - keramik buatan Cina.

     Separuh pertama abad ke-12, seladon Goryeo dikenal karena warnanya yang bersih, sedangkan pada paruh kedua abad tersebut teknik menoreh disain pada tanah liat dan mengisi ceruk-ceruknya dengan tanah liat lunak warna putih atau hitam menjadi ciri utamanya.

     Bangunan kayu tertua yang dibangun pada masa ini serta masih ada sampai sekarang adalah Muryangsujeon(Ruang Kehidupan Tak Terbatas) di Kuil Buseoksa di Yeongju, Propinsi Gyeongsangbuk-do. Dipercaya bahwa bangunan ini dibangun pada abad ke-13.
Muryangsujeon, bangunan kayu tertua di Korea
    Disain arsitektur dari kayu dalam Jaman ini dapat dikelompokkan dalam dua jenis besar, jusimpo (siku-siku tiang untuk menopang atap) dan dapo (perangkat multi-siku yang ditempatkan baik pada kusen di antara bubungan ataupun tiang-tiang). Secara khusus, sistem dapo dikembangkan untuk pembangunan bangunan-bangunan megah berskala besar. Dua bentuk konstruksi ini tetap menjadi dasar bagi pembangunan arsitektur kayu sampai dengan berkuasanya Dinasti Joseon.
ceramics      Buncheong, periuk yang terbuat dari tanah liat berwarna abu-abu dan dihiasi dengan lapisan tanah liat lunak warna putih, merupakan jenis keramik yang dibuat pada masa Dinasti Joseon.

     Keramik ini dilapisi oleh lapisan berwarna biru keabu-abuan yang mirip dengan jenis seladon.Yang juga menjadi produk khas dari Jaman ini adalah porselen porselen warna biru dan putih. Digunakan oleh rakyat biasa dalam kehidupan sehari-hari mereka, barang-barang Buncheong dihiasi oleh pola-pola bebas.
Vas porselen dari Dinasti Joseon yang berwarna biru dan putih dengan      Porselen putih, yang menunjukkan harmoni yang sempurna antara lekukan-lekukan dan nadanada warna yang halus merupakan contoh puncak keindahan seni.

    Pada pertengahan abad ke-15, porselen biru dan putih mulai menunjukkan nilai estetik yang tinggi berkat polapola menawan yang dilukis pada zat warna kobalt berwarna biru pada seluruh permukaan porselen.
     Bangunan ini beserta banyak bangunan kuil dan istana yang lain kini sedang dibangun kembali atau direstorasi dengan menggunakan metode-metode tradisional.

     Arsitektur Barat diperkenalkan di Korea pada akhir abad ke-19, ketika gereja-gereja dan kantor-kantor untuk kedutaankedutaan asing dibangun oleh para arsitek daninsinyur dari luar negeri. Sejak era 1960-an, dalam proses industrialisasi dan urbanisasi Korea, Pemerintah melangkah maju dengan rencana-rencana pembangunan dan sejumlah bangunan tua yang indah dirubuhkan dan digantikan dengan bangunan-bangunan baru yang tidak sedap dipandang mata.

     Namun demikian, dalam tahun-tahun terakhir ini telah ada diskusi aktif mengenai hal ini dan konsep yang telah ada sekian lama mengenai bagaimana menyelaraskan bangunan-bangunan dengan alam kini sedang dihidupkan kembali.
Seni Lukis
     Walupun pelukis-pelukis Korea menunjukkan tingkat keterampilan tertentu yang terakumulasi sejak masa Tiga Kerajaan, sebagian besar lukisan yang dibuat telah musnah karena dilukis di atas kertas. Akibatnya, hanya mungkin bagi kita untuk mengapresiasi lukisan-lukisan dari masa itu dengan jumlah sangat terbatas, seperti misalnya lukisan-lukisan pada dinding makam.

     Selain lukisan-lukisan dinding Goguryeo, ubin-ubin lanskap Baekje dan Lukisan Kuda Terbang dari Kerajaan Silla menjadi bukti kekhasan dan kualitas lukisanlukisan dari masa Tiga Kerajaan. Karya-karya ini menunjukkan garis-garis penuh energi dan berani serta komposisi yang sangat teratur, yang merupakan ciri-ciri khusus periode ini.

     Hanya sedikit lukisan Kerajaan Silla Bersatu yang tersisa. Meski demikian, ilustrasi ajaran - ajaran Avatamsaka yang dilukis menjadi saksi meningkatnya kualitas lukisan pada periode ini. Garis-garis yang sangat halus dan hidup menjadi ciri lukisanlukisan ilustrasi ini.

     Baik lukisan-lukisan dekoratif maupun lukisan-lukisan agama Budha mencapai puncaknya pada masa Dinasti Goryeo. Dalam periode ini, bermacam jenis lukisan dibuat. Lukisan-lukisan dari periode ini yang masih ada sampai sekarang terutama lukisan-lukisan agama Budha dari abad ke-13 dan 14.

Sansumunjeon Ubin dari tanah liat dengan pahatan lanskap pada relief dari Kerajaan Baekje.

Gambar-gambar pada dinding Muyongchong (Makam Para Penari) dari Kerajaan Goguryeo

Geumgangsan-do Pemandangan Panoramik Gunung Geumgang oleh seniman dari Dinasti Joseon Jeong Seon
     Ciri-ciri utama lukisan-lukisan ini meliputi sikap badan yang elegan, lipatan-lipatan baju yang halus dan indah dengan warna-warna lebih lembut, yang kesemuanya menunjukkan sedang berkembangnya ajaran agama Budha dalam kurun waktu ini.

     Prestasi terbesar dalam seni lukis Korea terjadi pada periode Dinasti Joseon. Para pelukis profesional yang terlatih serta para seniman terpelajar memainkan peran utama dalam perkembangan seni lukis Korea. Secara khusus, pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan perkembangan ideologi pada abad ke-18 berperan sebagai faktor pendorong bagi semakin dominannya gaya seni lukis Korea yang khas.

     Kecenderungan ini bisa dilihat pada lukisan-lukisan lanskap dengan tema-tema sekuler. Jeong Seon (1676 – 1758) dan Kim Hong-do (1745 – 1816) dianggap sebagai dua pelukis utama pada periode ini. Jeong Seon mengisi kanvasnya dengan pemandangan indah gunung-gunung di Korea berdasarkan gaya lukis Aliran Selatan dari Cina, sehingga ia mampu menciptakan gaya lukis Korea yang khas. Ia telah memberikan pengaruh pada seniman Korea mana pun dalam perkembangan selera seni kaum terpelajar pada masanya, dan hal ini terus berlanjut sampai sekarang. Salah satu mahakaryanya adalah ”Pemandangan Panoramik Pegunungan Geumgang.”

      Sementara itu, lukisan-lukisan Kim Hongdo sangat dihargai karena ia mampu menangkap kehidupan sederhana para petani, pengrajin, dan pedagang. Penggambarannya yang seksama namun penuh humor sangatlah menonjol. Pada tahun-tahun terakhir Dinasti Joseon, gaya-gaya seni lukis Korea semakin berkembang. Para pelukis yang tidak memperoleh latihan sebelumnya justru muncul sebagai penghasil lukisan-lukisan rakyat yang sangat aktif, dengan konsumen yang juga berasal dari rakyat biasa. Lukisanlukisan rakyat ini menampilkan penggunaan warna-warna cerah yang bebas serta disain yang disederhanakan dan telah distilisasi atau tidak menggunakan bentuk-bentuk natural.

     Menyusul aneksasi paksa Korea oleh Jepang pada tahun 1910, gaya seni lukis tradisional lama-lama semakin tergeser oleh gaya seni lukis menggunakan cat minyak, yang mulai dikenal pada periode ini dan menjadi populer. Setelah Korea bebas dari penjajahan Jepang pada tahun 1945, gaya seni lukis tradisional Korea dihidupkan kembali oleh sejumlah seniman terkemuka.

    Saat yang sama, banyak seniman Korea memperoleh pendidikan di Eropa dan Amerika Serikat yang membuat negara kelahiran mereka tetap bisa mengikuti perkembangan kontemporer seni lukis di luar Korea.

"Burung Magpie dan Macan" sebuah tema populer pada lukisan rakyat
     Pada 1950-an, institusi milik pemerintah, Lembaga Eksibisi Nasional (National Exhibition)memainkan peran penting dalam memajukan kesenian Korea. Lembaga Eksibisi Nasional memiliki atmosfir yang agak formal dan akademis serta cenderung memilih karya-karya yang bersifat realistis. Dengan demikian, seniman-seniman muda yang mengejar kreatifitas dalam karya-karya mereka mencari suatu bentuk kesenian yang sesuai dengan jaman yang baru. Dimulai pada akhir era 1960-an, seni lukis modern Korea mulai mengubah arah menuju abstraksi eometris. Seniman-seniman lain memiliki minat besar pada tema-tema yang mengungkapkan kesatuan alami antara manusia dan alam.

     Lukisan-lukisan Korea pada era 1980-an sebagian besar merupakan reaksi terhadap modernisme era 1970-an. Dalam periode ini, para seniman memiliki pendirian teguh bahwa seni seharusnya menyampaikan pesan berkaitan dengan masalah-masalah sosial pada masa itu. Sejak saat itu, telah ada minat pada isu-isu modernisme dan pos-modernisme.

     Pada tahun 1995, Bienalle Internasional Gwangju diselenggarakan. Peristiwa ini memberikan kesempatan bagi seniman-seniman modern Korea untuk berkumpul bersama tokoh-tokoh utama dari dunia kesenian internasional. Seni video Paik Nam-june merupakan salah satu pameran yang paling terkemuka.

“Ssireum” (Pertandingan Gulat Korea) karya Kim Hong-do, seorang seniman dari Dinasti Joseon.

“Peta Amerika Serikat” karya seniman video ternama Paik Nam-june, yang dipamerkan di Museum Smithsonian, Washington D.C.
     Kini, baik gaya seni lukis tradisional maupun Barat samasama diajarkan dan dipelajari di Korea sehingga menjadi salah satu masyarakat seni yang paling memiliki keterampilan beragam di dunia. Banyak pelukis-pelukis Korea aktif berkarya di New York, Paris, dan pusat-pusat seni kontemporer yang lain.
 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff